Peran Pustakawan Dan Perpustakaan Dalam Mendukung Terwujudnya Tri Dharma Perguruan Tinggi UIN Datokarama Palu Menuju Perguruan Tinggi Bertaraf Internasional

Oleh : Rifai, S.E., MM. (Pustakawan UIN Datokarama Palu)

Perpustakaan.iainpalu.ac.id-Palu. Untuk mewujudkan perguruan tinggi Universitas Agama Islam Negeri (UIN) Datokarama palu untuk menjadI perguruan tinggi yang bertaraf internasional, tentunya dibutuhkan kerjasama yang terarah, terencana, kooperatif, bersinergis dan berkesinambungan antara segenap sivitas akademikanya. Semua unsur harus terlibat dan dilibatkan dalam tatanan kebijakan sesuai tugas pokok dan fungsinya, demi mencapai visi yang mulia. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa perpustakaan adalah salah satu basis penyangga peradaban bangsa, perkembangan jaman dan gelobalisasi telah memberikan dampak yang cukup terhadap aliran informasi, agar tidak ketinggalan zaman dan bangsa ini menjadi lebih cerdas, mau tidak mau, perpustakaan sebagai gudang ilmu, sumber informasi, harus dikelolah dengan profesional agar mampu berkiprah di dunia internasional menjadi pusat pengembangan ilmu, teknologi, seni dan peradaban dengan berlandaskan pada nilai-nilai luhur, budaya nasional yang merujuk pada visi misi Perguruan Tinggi UIN Datokarama Palu.

Situasi dan kondisi dunia globalisasi yang dihadapi perguruan tinggi UIN Datokarama Palu, tantangan semakin besar dan kompleks, baik yang ditimbulkan oleh dinamika internal maupun eksternal. Perguruan tinggi harus terus berupaya mewujudkan visi, misi dan tujuannya dengan tetap berpijak pada akar budaya  yang ada

Sesuai visi pendidikan nasional yang termaktub pada Undang-undang No. 20/2003 yang menyebutkan sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa, untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman.

Dalam pendidikan Perguruan tinggi di Indonesia terkandung tiga nilai dasar yang wajib dilaksanakan oleh setiap perguruan tinggi yang dikenal dengan Tridharma perguruan tinggi. Tiga dimensi itu terdiri dari pendidikan, penelitian dan pengabdian. Dengan melaksanakan tiga fungsi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat perguruan tinggi menjadi tumpuan harapan masyarakat. Harapan untuk menjadi agen perubahan ( agent of social change ) agar lulusan dari perguruan tinggi nantinya dapat memberi pencerahan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat dengan kualifikasi yang di peroleh selama proses pembelajaran.

Perpu No. 4 Tahun 2014 menguatkan UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi yang menyatakan bahwa ruang lingkup, kedalaman dan kombinasi pelaksanaan Tri dharma dilakukan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan setiap jenis dan program pendidikan tinggi. Ini menunjukkan betapa tri dharma Pendidikan Tinggi bukan hanya sesuatu yang harus dan mutlak dikerjakan melainkan lebih dari itu menjadi ciri khas, karakter dari suatu lembaga Pendidikan Tinggi.

Dan untuk menjawab tantangan persaingan yang akan datang maka perguruan tinggi Universitas Agama Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu diharapkan dapat melaksanakan Tri Dharma secara berkesinambungan dengan melibatkan seluruh unsur penunjang yang ada di lingkungan akademik. Salah satu unsur penunjang adalah sarana sumber belajar berupa perpustakaan. Keberadaan perpustakaan dalam sebuah perguruan tinggi sangatlah vital seperti jantung didalam tubuh manusia. Untuk membangun perpustakaan yang mampu bersinergi dengan perguruan tinggi dan civitas akademiknya, dibutuhkan Sumber Daya Manusia dalam hal ini pustakawan yang profesiaonal, yang memiliki etos kerja yang tinggi, jujur berdedikasi, loyal serta mempunyai kemauan dan kemampuan untuk berkembang dan terus berupaya menimba ilmu sepanjang hayat.

Perpustakaan sebagai pusat informasi yang mendokumentasikan pengetahuan dalam berbagai media untuk memenuhi kebutuhan keilmuan para pelanggannya. Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 Bagian keempat tentang tata kelola perguruan tinggi pasal 28 butir (d) menyatakan bahwa unsur penunjang yang perlu ada pada organisasi PTN dan PTS adalah penunjang akademik atau sumber belajar. Sebagai unit yang memegang peranan penting, perpustakaan membutuhkan tata kelola dan manajemen yang serius agar dapat membantu melaksanakan tridharma perguruan tinggi. Peran pustakawan sebagai pengelola perpustakaan perguruan tinggi sangat dibutuhkan dalam mewujudkan mutu perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menjadikan transfer ilmu pengetahuan menjadi semakin mudah, hal ini membuat Pemustaka mulai meninggalkan buku-buku fisik dan mulai beralih ke e-book yang bisa di akses dimana saja secara online. Oleh karena itu,dalam era digital ini fungsi perpustakaan sebagai penyedia layanan informasi dan pengetahuan pun berubah.

Optimalisasi pustakawan merupakan modal utama perpustakaan dalam mengawal perubahan dalam penyelenggaraan pendidikan perguruan tinggi, oleh karena itu penerapan Iptek diperpustakaan harus di evaluasi dan diperbaiki secara terus menerus, berkesinambungan dan berkelanjutan seiring dengan hadirnya inovasi teknologi iptek yang baru. Maka pustakawan harus mampu merubah pardigmanya sebagai tugas pokok pustakawan diantaranya:

Paradigma lama Paradigma Baru
Fungsi penyimpanan, pustakawan mengelolah koleksi kedalam input data komputer dari menyusun dalam katalog manual Fungsi penyimpanan, pustakawan mengelolah koleksi kedalam input data online yang bisa di akse oleh siapa pun yang secara otomatis menghasilkan katalog online
Fungsi Informasi, Pustakawan Membuat daftar Koleksi Terbaru untuk menarik minat pengguna perpustakaan Fungsi informasi. Pustakawan tidak membuat daftar koleksi, karena sistem secara otomatis akan melakukan list buku-buku terbaru yang masuk kedalam perpustakaan, kecuali buku test seller yang di informasikan kedalam website.
Fungsi pendidikan, pustakawan menyediakan ruangan atas pemesanan tenaga pendidik yang akan menggunakan ruangan Fungsi pendidikan, pustakawan menyediakan akses komputer yang dapat dipantau keseluruhan aksesnya dan server yang di manage dan di kelolah oleh pustakawan
Fungsi Rekreasi, Pustakawan menyediakan koleksi kultural disudut tertentu untuk memudahkan pengguna menemukannya Fungsi Rekreasi, Pustakawan mengadakan kerjasama (MOU) dengan peneyedia jasa terkait vidio, film, e-book e-jurnal, dsb.
Fungsi kultur, pustakawan menyediakan ruangan untuk kegiatan pameran, pertunjukan, bedah buku, seminar, dsb. Fungsi kultur, pustakawan sebagai penyedia jasa kegiatan, pameran pertunjukan, bedah dan seminar melalui kegiatan promotif dalam informasi website.
  Fungsi promotif, pustakawan menjadi manajer informasi, komunikator antara keegiatan institusi dengan pengguna perpustakaan.

Pustakawan sebagai lokomotif utama perpustakaan perlu menyikapi dengan merespon setiap perubahan yang ada dengan menyiapakan agenda-agenda relevan terkait dengan perubahan tersebut. Respons yang tepat terhadap situasi kondisi kekinian dan trend masa depan merupakan asset berharga bagi pustakawan untuk sampai pada agenda aksi yang bersifat strategis dan tepat sasaran pada era digital.

Undang-undang R.I No.43 Tahun 2007 tentang perpustakaan pasal 1 ayat 8 menyatakan bahwa pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. Dalam KEPMENPAN Nomor : 132/KEP/M.PAN/12/2002

Akurasi respons pustakawan akan berkontribusi signifikan terhadap eksistensi dan atau jaminan terhadap bisa tidaknya perpustakaan bisa survive pada era yang sangat sarat dengan perubahan yang berlangsung cepat. Selanjutnya, pustakawan harus mampu memastikan bahwa pengetahuan keterampilan, dan sikap (kompotensi) yang dimilikinya tetap relevan dengan perkembangan dan trend yang sedang dan akan terjadi. Kompotensi yang relevan dengan zaman merupakan syarat mutlak dan sangat diperlukan guna melaksanakan tugas dan tanggungjawab pustakawan dengan berhasil, meskipun zaman dan tantangan yang tidak ringan.

Situasi dan kondisi dunia perpustakaan pada era digital ini memang sangat dinamis dibandingkan dengan era sebelum berkembang pesatnya Teknologi Iinformasi dan Komunikasi seperti saat ini, tentu menjadi tantangan sekaligus menjadi peluang bagi pustakawan untuk berperan lebih signifikan dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya secara profesional. Tantangan pustakawan masa kini sangat kompleks, karena pada saat bersamaan, pustakawan pun diharuskan tetap memainkan berbagai peran dan tugas-tugas konvensional (Tradisionalnya) yang selama ini dilaksanakan, dengan demikian profesionalisme dan kompotensi kekinian merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki pustakawan pada era digital ini agar dapat menjawab berbagai tantangan profesi dengan berhasil.

Implementasi TIK secara integral dan komprehensif diperpustakaan seharusnya tidak diposisikan sebagai momok, tetapi teknologi itu harus ditempatkan sebagai peluang dan fasilitas  bagi perpustakaan dan pustakawan untuk memberikan layanan  yang terbaik dan lebih berkualitas. Bahkan kehadiran teknologi itu seharusnya menjadi media transpormasi dan revitalisasi penyelenggaraan perpustakaan yang lebih sesuai dengan kondisi kekinian

Beberapa masalah yang berhasil diidentifikasi ialah a.) Pasca gempa, sunami, liquifaksi kota palu 28 september 2018 yang memiliki dampak signifikan terhadap UPT IAIN Palu yang menyebabkan hampir 70% buku-buku maupun karya ilmiah, jurnal dan lain sebagainya tidak dapat lagi digunakan akibat sunami, menyebabkan kehilangan hampir seluruh data-data perpustakaan karena sebagain besar masih di kelolah secara manual saat itu. b.) Pengadaan buku diperoleh melalui sumbangan maupun pengadaan pembelian buku, belum sepenuhnya relevan kebutuhan kurikulum pendidikan yang dibutuhkan pemustaka/mahasiswa. c.) Promosi koleksi dan layanan perpustakaan belum mampu menjangkau seluruh sivitas akademika sehingga pemanfaatan koleksi dan layanan masih terbatas. d.) Sarana dan prasarana teknologi informasi dan komunikasi yang ada belum dimanfaatkan secara optimal. e.) Anggaran untuk penyelenggaraan operasional dan pengembangan perpustakaan masih di bawah ketentuan Undang-undang. f.) Permasalahan secara umum yang kita hadapi adalah belum ada undang-undang mengenai sitem nasional perpustakaan. Undang-undang yang berfungsi sebagai paying hukum yang mengikat pemerintah dan warganegara dalam menatalaksana perpustakaan di seluruh Indonesia sebagai satu kesatuan sistem nasional. Sistem nasional perpustakaan yang berfungsi sebagai prasarana atau infrastruktur bagi pengelolaan dan wadah pendayagunaan seluruh sumber informasi untuk kepentingan masyarakat dalam rangka pembelajaran sepanjang hayat.

Inovasi dan kreativitas pustakawan pada UPT. Perpustakaan IAIN Palu dibuat untuk merespon berbagai tantangan dan peluang sesuai dengan tuntutan perubahan lingkungan strategis, baik bersifat eksternal maupun internal. Program ini merupakan upaya UPT. Perpustakaan untuk menggambarkan peta permasalahan dalam mewujudkan tri dharma perguruan tinggi, titik kelemahan, peluang, tantangan dan kekuatan yang ada di perpustakaan, serta strategi untuk mengatasi permasalahan selama kurun waktu satu tahun. Dengan adanya program kerja ini diharapkan UPT. Perpustakaan UIN Palu memiliki pedoman yang dapat dijadikan penuntun bagi pencapaian arah, tujuan, sasaran program selama satu tahun yaitu 2021, sehingga visi dan misi UPT. Perpustakaan UIN  Palu dapat terwujud dengan baik.

Pustakawan UIN Datokarama palu di tuntut agar dapat mengeksplorasi cara baru guna mengembangkan produk yang ditawarkan ke pengguna untuk memperoleh akses informasi serta meningkatkan kualitas layanan untuk kepentingan pengguna dalam upayanya mendukung perguruan tinggi yang bertaraf internasional.       

Dalam menyikapi berbagai permasalahan dan tantangan yang dihadapi diera serba menggunakan teknologi digital maka Pustakawan tidak boleh membatasi diri hanya pada ruang kegiatan konvensional tapi harus mampu lebih berorientasi pada media yang berbasis teknologi pustakawan dan harus mampu merubah pardigmanya sebagai tugas pokok pustakawan,

Pustakawan harus proaktif, kreatif dan inovatif dalam membuat program kerja yang bersinergi dengan tri dharma perguruan tinggi

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *